Selingkuh Kristen dengan Islam Liberal
Publikasi: 29/07/2003 11:33 WIB
eramuslim - Strategi Kristenisasi kini
menggencarkan siasat baru. Selain mengerahkan para pastor dan pendeta, mereka
juga merangkul para tokoh Islam Liberal dan aktivis-aktivis kampus. Semboyan
persamaan agama, menjadi nilai bersama. "Islam adalah agama palsu, Allah
bukanlah Tuhan, Muhammad bukan seorang Nabi, Islam dikarang oleh orang-orang
yang berniat dan berwatak buruk, serta didukung kekuatan pedang,"ujar
sejarwan Inggris, Albert Hourani. Seorang Crusader pada abad ke-13 menyatakan:
"Islam diawali dengan pedang, dipertahankan dengan pedang dan dengan
pedanglah akan diakhiri." Sedangkan cendekiawan Perancis Maxime Rodinson
menyatakan: "Umat Kristen di Barat mempersepsi dunia Muslim sebagai
bahaya, jauh sebelum Islam dilihat sebagai masalah nyata." (Fawaz A
Gerges; 2002:47)
Begitulah pandangan banyak cendekiawan
Kristen (juga Yahudi) terhadap Islam. Pendeta-pendeta Kristen juga tak kalah
galaknya dengan cendekiawannya. Misalnya, Pendeta Filemon bersembunyi sampai
sekarang, setelah berkampampanye dimana-mana, bahwa Zaenuddin MZ telah dibaptis
secara Kristen. Pengakuan Filemon itu disebarkan lewat VCD, Zaenuddin telah
membantahnya dan mengadukan Filemon ke kepolisian. Sebelumnya muncul pendeta
Suradi menyebarkan isu yang menghina Nabi Muhammad, Al Qur'an dan Islam.
Beberapa pendeta AS yang dekat dengan presiden Bush, beberapa waktu yang lalu
juga membuat opini di media massa bahwa Nabi Muhammad adalah teroris.
Strategi pemburukan citra atau
stigmatisasi terhadap Islam itu, memang dilakukan sejak lama. Di Indonesia,
sejak masa pendeta Yusuf Roni, tahun 70-an. Dalam sebuah ceramah di Gereja
Maranatha, Surabaya (16 September 1973) pendeta Yusuf Roni yang saat ini masih
hidup, menyatakan tentang sebab-sebab ia murtad: "Saya adalah orang yang
memegang dan taat sekali melaksanakan ajaran Islam. Karena saya dari aliran
Darul Islam, yang dipimpin oleh almarhum Kartosuwiryo. Bila ditanya ideologi
yang paling saya benci, tentu saja ideologi itu adalah Kristen. Karena Kristen
adalah ideologi lawan Islam yang paling saya benci. Karena itu, saya memimpin
pembakaran gereja di Majalaya Kabupaten Bandung tahun 1967. Juga memimpin
perusakan gereja di Ciwidei Kabupaten Bandung pada tahun 1966. Saya juga memimpin
pengusiran misi penginjilan Immanuel dan perusakan sebuah rumah tangga yang
dipakai kebaktian di jalan Bima, Bandung. Banyak sekali aktivitas saya waktu
itu yang melawan Kristen. Semua itu adalah bentuk konsekuen saya terhadap Al
Qur'an. Didalam Al Qur'an ada ayat "As sidau alal kufar," yang
artinya "Potong itu orang-orang Kristen." Kemudian dilanjutkan
"La ta'khiduuna kaafirina auliya," artinya,"Jangan engkau
dekat-dekat dengan mereka, karena kelak engkau mati dalam kesesatan."
Inilah doktrin yang kami pegang. Sehingga kami bergerak agresif sekali. Ayat
ini "zahidu fi sabilillah" artinya,"berpeganglah engkau di jalan
Allah." Kemudian ada hadits berbunyi,"ma qoddamin illa bil
saef," artinya,"Tidak akan tegak Islam, kecuali dengan pedang."
Dengan kata lain, Islam tidak akan tegak tanpa kekerasan. Inilah ayat-ayat dan
hadis yang saya pegang, sehingga saya membenci Kristen."
Meski ungkapan Yusuf Roni itu penuh
kebohongan dan lafadz-makna ayat Al Qur'an keliru, tapi ucapan pendeta radikal
itu, menjadi pegangan banyak orang Kristen. Sehingga nama Yusuf Roni sekarang
tetap ngetop di kalangan gereja.
Kini, untuk menggencarkan Kristenisasinya,
Yusuf Roni mendirikan Sekolah Tinggi Teologia (STT) Apostolos di Jakarta.
Apostolos ini selain berfungsi sebagai sekolah tinggi, juga tempat penggodokan
kader-kader para penginjil. "Mahasiswa yang kuliah di Apostolos ini,
selain mendapat pengajaran tentang ajaran-ajaran Kristen, juga mendapat
pengajaran tentang Islamologi 40 sks,"kata Abu Deedat dalam diskusi rutin
bulanan di Pesantren Husnayain, Jakarta akhir Juli lalu.
Dosen Apostholos tadinya ada sembilan
orang dari UIN. "Tapi setelah tokoh-tokoh Islam datang ke Rektor UIN,
protes mengenai dosen-dosen itu, akhirnya beberapa orang mengundurkan
diri,"kata Abu Deedat, dai yang ahli dalam masalah Kristologi, kepada
Media Dakwah. Kini, masih ada beberapa dosen dari UIN yang mengajar di
Apostolos, tapi namanya tidak tercantum di leaflet resmi.
Pendeta lain yang gencar juga melakukan
Kristenisasi, adalah Pendeta Bambang Noorsena. Bambang mengumpulkan jamaatnya
dengan sebutan Kanisah Ortodoks Syiria. Ia mensosialisasikan kaligrafi Arab
yang lafadz-lafadznya memuji Yesus dan juga aktif menerbitkan buku-buku. Salah
satu buku Bambang Noorsena diberi kata pengantar oleh KH Agil Siradj menyatakan
bahwa tidak ada perbedaan Tauhid yang berarti antara Kristen dan Islam.
Selain Yusuf Roni dan Bambang Noorsena
yang mendirikan lembaga-lembaga Kristen, juga ada Pendeta Josias Lengkong yang
mendirikan Institut Teologi Kalimatullah. Sedangkan Pendeta Edi Sapto -yang
pernah ditangkap di Bekasi karena mengkristenkan paksa beberapa pemuda Islam
dari Indonesia Timur-mendirikan Sekolah Tinggi Teologia Kiyai Sadrach.
Memang di Indonesia ini, Kristenisasi
diberikan kebebasan yang seringkali keblabasan.
Kaum Kristen di sini -merasa mempunyai kekuatan ekonomi dan dapat
dukungan dari Washington, Vatikan dan lain-lain-berani terang-terangan menolak
tentang aturan pendirian rumah ibadah, UU Peradilan Agama dan terakhir menolak
RUU Sisdiknas.
Selingkuh Kristen dan Islam Liberal
Strategi gerakan Kristen saat ini, menurut
Abu Deedat ada tiga : pertama, menjauhkan kaum Muslim dari ajaran Islam. Kedua,
menguasai dunia, dengan menguasai ekonomi (politik), budaya dan media. Ketiga,
strategi multiplikasi rohani yaitu dengan: memanggil, membina, melatih dan
mengutus (menjalankan misi).
Salah satu jaringan yang terkenal sebagai
pusat pengkaderan Kristen adalah Lippo Cikarang dan Lippo Karawaci, Bekasi.
Pusat Kristenisasi di Bekasi adalah di Lippo Karawaci yang dikuasai oleh
kelompok Kristen Bettani. Menurut sumber Media Dakwah, tiap minggu disitu ada
pembaptisan puluhan orang. Mereka juga menggunakan sistem pengkaderan sistem
sel, dengan nama G-12, mencontoh misi Yesus. Nama lain yang digunakan adalah
MLM, Multilevel Misi (MLM).
Model Kristenisasi aktif MLM itu, sekarang
juga masuk ke hampir semua pusat perbelanjaan mall-mall kota besar. Pengusaha
Ciputra, saat ini juga dikenal sebagai penginjil yang aktif. "Mereka
sekarang juga mengenalkan doa lima patok,"ungkap Abu Deedat. Maksudnya doa
yang dilakukan selama lima waktu, meniru umat Islam menjalankan sholat lima
waktu.
Gerakan Kristen di Indonesia, juga pernah
dihebohkan dengan kejadian pembakaran Doulos di Cipayung. Doulos dalam
dokumentasinya yang disebar resmi lewat internet, memang menargetkan dapat
menyebarkan Kristen di 125 suku untuk 160 juta rakyat Indonesia. Gerakan Doulus
menfokuskan pertama pada 125 suku terasing yang sudah mendengar injil. Kedua,
mendirikan pos-pos penginjilan, rumah ibadah, gereja dan Sekolah Tinggi
Teologia.
Saat ini kaum penginjil juga aktif
menyusup ke kantor-kantor, kampus, perusahaan dan lain-lain, untuk mengadakan
doa bersama dan khotbah-khotbah Kristiani. Berbagai cara ditawarkan di Kampus,
misalnya dengan membantu pencarian kos mahasiswa, kursus bahasa Inggris dan
lain-lain. Di Kampus-kampus Bandung, diantaranya di Universitas Pendidikan
Indonesia (tadinya IKIP) penginjil-penginjil dari Kanada dan Amerika aktif
mengadakan kursus bahasa Inggris gratis, untuk menyelubungi misi Kristennya.
Selain itu -ini yang perlu
diwaspadai-gerakan-gerakan penginjilan melakukan program-program pendekatan ke
masyarakat Islam, dengan kegiatan doa bersama, kegiatan bersama antar agama dan
penyebaran faham penyamaan agama. Disinilah kepentingan Islam Liberal dan Misi
Kristen bertemu.
Di Yogyakarta, Mahasiswa Fakultas
Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga membentuk forum kerjasama resmi dengan mahasiswa
STT Apostolos, dengan nama "STAFUKA". Dalam kegiatannya mereka
diantaranya mengadakan Pekan Agama Islam dan Kristen, berupa pentas drama, doa
bersama dan lain-lain. Mahasiswa Islam yang mengadakan kerjasama dengan
mahasiswa Apostolos itu, dikenal sebagai sebagai mahasiswa yang mempunyai paham
Islam Liberal. Selain mengadakan kerjasama dengan IAIN Suka, mahasiswa-mahasiswa
Kristen itu juga melakukan pendekatan ke aktivis-aktivis HMI. Di Jakarta,
sejumlah mahasiswa UIN Sahid beberapa minggu lalu, mengadakan Kajian Kristologi
dengan mengundang Yusuf Roni.
Di Jakarta, pendeta-pendeta dan umat
Kristen sering mengundang Ulil Abshar untuk berceramah tentang Islam. Dan Ulil
Abshar sebagai tokoh ICRP (Indonesian Conference on Religion and Peace) aktif
mewadahi kerjasama dengan Kristen dan agama-agama lain, sekaligus menjadi
sponsor dengan dana melimpah dari Asia Foundation dan Ford Foundation (AS).
ICRP yang bermarkas di Jl. Cempaka Putih
Barat XXI No. 34 Jakarta ini sekarang juga membuka kursus agama terbuka untuk
umum dengan KALAM (Kelas Lintas Iman). Dengan biaya yang murah sebesar 50 ribu
untuk mahasiswa, mereka dapat mengikuti Kelas Elementary, Intermediate atau
Kelas Advance. Kelas Elementary diajarkan Sejarah Agama-agama dan Sejarah
Perjumpaan Agama-agama di Dunia dan Indonesia. Kelas Intermediate diajarkan
Sistematika/Dogma/Doktrin Agama-agama dan Tradisi Agama-agama dan Kelas Advance
diajarkan Etika Agama-agama.
Gerakan agresif Islam Liberal dan
aktivis-aktivis Kristen itu, sebenarnya dimulai sejak Islam Liberal membentuk
resmi jaringan . Markas Islam Liberal 68H Utan Kayu --milik Gunawan
Moehammad--, dikenal sebagai tempat pertemuan anak-anak muda lintas agama.
Kerjasama mereka itu, selain penyebaran gagasan penyamaan agama lewat buku,
internet, radio dan lain-lain (di Yogya ada penerbit senafas JIL yang bernama
LKIS), mereka juga aktif dengan Paramadina menyebarluaskan wacana bolehnya
nikah beda agama.
Begitulah kehidupan, persatuan komunitas
terjadi karena kesamaan ide, kesamaan kepentingan dan kesamaan melihat musuh
bersama.
Al Qur'an jelas-jelas melarang kerjasama
dengan orang-orang yang memusuhi Islam dan melarang kerjasama dengan
orang-orang yang memusuhi Allah dan Nabi Muhammad saw.
Firman Allah SWT : "Kamu tidak akan
mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akherat, saling
berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya,
sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara
ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menenamkan
keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang
dari-Nya..." (QS Al Mujaadilah 22). *
Nuim (Media Dakwah, Agustus 2003)
::BACK TO HOME::