Bahaya Firqah Liberal
Mereka tidak menyuarakan Islam yang diridhai oleh
Allah , tetapi menyuarakan pemikiran-pemikiran yang diridhai oleh
Iblis, Barat dan pan Thaghut lainnya.
Mereka lebih menyukai atribut-atribut fasik dari pada gelar-gelar
keimanan karena itu mereka benci kepada kata-kata jihad, sunnah, salaf dan lain-lainnya
dan mereka rela menyebut Islamnya dengan Islam Liberal.
Allah berfirman:
"Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman". (QS. Al-Hujurat
11)
Mereka beriman kepada sebagian kandungan al-Qur'an dan meragukan kemudian
menolak sebagian yang lain, supaya penolakan mereka terkesan sopan dan
ilmiyah mereka menciptakan "jalan baru" dalam menafsiri al-Qur'an.
Mereka menyebutnya dengan Tafsir Kontekstual, Tafsir Hermeneutik, Tafsir Kritis
dan Tafsir Liberal Sebagai contoh, Musthofa Mahmud dalam kitabnya al-Tafsir al-Ashri
1i alQur'an menafsiri ayat ( -Faq tho 'u aidiyahumaa- ) dengan "maka putuslah
usaha mencuri mereka dengan memberi santunan dan mencukupi kebutuhannya." (Syeikh
Mansyhur Hasan Salman, di Surabaya, Senin 4 Muharram 1423).
Dan tafsir seperti ini juga diikuti juga di Indonesia. Maka pantaslah mengapa
rasulullah bersabda:
"Yang paling saya khawatirkan atas adaalah orang munafik yang pandai bicara. Dia
membantah dengan Al-Qur'an."
Orang-orang yang seperti inilah yang merusak agama ini. Mereka mengklaim diri
mereka sebagai pembaharu Islam padahal merekalah perusak Islam, mereka mengajak
kepada kepada Al-Qur'an padahal merekalah yang mencampakkan Al-Qur'an. Mengapa
demikian ? Karena mereka bodoh terhadap sunnah. (Lihat Ahmad Thn Umar al-Mahmashani:
388-389)
Mereka menolak paradigma keilmuwan dan syarat-syarat ijtihad yang ada dalam
Islam, karena mereka merasa rendah berhadapan dengan budaya barat, maka
mereka melihat Islam dengan hati dan otak orang Barat.
Mereka tidak mengikuti jalan yang ditempuh oleh Nabi , para sahabatnya dan
seluruh orang-orang mukmin. Bagi mereka pemahaman yang hanya mengandalkan
pada ketentuan teks-teks normatif agama serta pada bentuk-bentuk Formalisme
Sejarah Islam paling awal adalah kurang memadai dan agama ini akan menjadi agama
yang ahistoris dan eksklusif (Syamsul Arifin; Menakar Otentitas Islam LiberaL .Jawa
Pos 1-2-2002).
Mereka lupa bahwa sikap seperti inilah yang diancam oleh Allah: "Dan barangsiapa
yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya. dan mengikuti jalan yang
bukan jalan orang-orang mu'min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang
telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia kedalam Jahannam, dan Jahannam itu
seburuk-buruknya tempat kembali." (QS. An-Nisaa' 115).
Mereka tidak memiliki ulama dan tidak percaya kepada ilmu ulama. Mereka
lebih percaya kepada nafsunya sendiri, sebab mereka mengaku sebagai "pembaharu"
bahkan "super pembaharu" yaitu neo modernis.
Allah berfirman: Dan bila dikatakan kepada mereka, "Janganlah kamu membuat
kerusakan di muka bumi," mereka menjawab, "Sesungguhnya kami orang-orang yang
mengadakan perbaikan." Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang
membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. Apabila dikatakan kepada mereka, "Berimanlah
kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman," mereka menjawab, "Akan
berimankah kami sebagaimana orang-orang bodoh itu telah beriman." Ingatlah,
sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak tahu.(QS. Al-Baqarah
11-13).
Kesamaan cita-cita mereka dengan cita-cita Amerika, yaitu menjadikan
Turki sebagai model bagi seluruh negara Islam. Prof. Dr. John L. Esposito
menegaskan bahwa Amerika tidak akan rela sebelum seluruh negara-negara Islam
tampil seperti Turki. Mereka memecah belah umat Islam karena gagasan mereka
adalah bid'ah dan setiap bid'ah pasti memecah belah.
Mereka memiliki basis pendidikan yang banyak melahirkan pemikir-pemikir
liberal, memiliki media yang cukup dan jaringan internasional dan dana yang
cukup.
Mereka tidak memiliki manhaj yang jelas sehingga gagasannya terkesan "asbun"
dan asal "comot" Lihat saja buku Charless Kurzman, Rasyid Ridha yang salafi
(revivalis) itupun dimasukkan kedalam kelompok liberal, begitu pula Muhammad
Nashir (tokoh Masyumi) dan Yusuf Qardhawi (tokoh Ikhwan al-Muslimin). Bahayanya
adalah mereka tidak bisa diam, padahal diam mereka adalah emas, memang begitu
berat jihad menahan lisan. Tidak akan mampu melakukannya kecuali seorang yang
mukmin.
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia
mengucapkan yang baik atau hendaklah ia diam." (HR. Bukhari dan Muslim)
(Lihat Husain al-Uwaisyah: 9 dan seterusnya). Ahlul batil selain menghimpun
kekuatan untuk memusuhi ahlul haq. Allah ta'ala berfirman:
"Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka pelindung bagisebagian yang
lain. JIka kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah
diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan
kerusakan yang besar." (QS. Al-Anfaal 73).
Sementara itu Ustadz Hartono Ahmad Jaiz menyebut mereka berbahaya sebab mereka
itu "sederhana" tidak memiliki landasan keilmuwan yang kuat dan tidak memiliki
aqidah yang mapan. (lihat Bahaya Islam Liberal: 40, 64-65)
Maraji': As Sunnah 04/VI/1423/2002
::BACK TO HOME::
|